Kamis, 14 April 2011

Doa dan kasih sayang seorang ibu penting dalam mengantar kedewasaan anak-anaknya


Apa yang kita bayangkan pada saat akan menjadi seorang ibu? Mempunyai anak yang baik, yang pinter dan segala macam hal baik lainnya. Tapi, apa persiapan kita untuk menjadi seorang ibu yang baik? Menjadi seorang ibu, bukan sekedar kita menikah dan mempunyai anak, namun diperlukan kesiapan mental, juga fisik. Karena sekali menjadi seorang ibu, maka seorang ibu akan selamanya menjadi seorang ibu.
Seperti yang disampaikan Mario Teguh dalam acara, dengan judul “A mother’s prayer” di Metro TV tanggal 21 Desember 2008, Mario Teguh menyatakan “Ibu tak pernah cuti, tak ada lembur. Keberhasilan ibu adalah keberhasilan anak-anaknya, serta kesedihan anak-anaknya adalah kesedihan ibunya.” Selanjutnya Mario Teguh juga mengatakan, bahwa “ibu menjadi tempat bersandar banyak orang. Ibu menginginkan anaknya berdiri tegak, berjalan dan mempunyai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, sebaiknya kita sesedikit mungkin bercerita pada beliau, karena begitu masalah yang kita hadapi telah selesai, ibu masih kepikiran”.
Apa yang dikatakan Mario Teguh tadi benar adanya, apalagi setelah saya merasakan sendiri bagaimana rasanya menjadi seorang ibu sejak 26 tahun yang lalu. Peran seorang ibu sangat penting dalam meletakkan dasar-dasar pondasi pendidikan anak-anaknya, pada sikap dan perilaku, serta menjaga agar rumah tangga aman tenteram sedahsyat apapun badai cobaan menggulungnya. Ada pancaran kasih, doa serta pengorbanan seorang ibu, apapun yang menjadi profesi ibu tadi. Kondisi yang semakin berubah, semakin banyaknya wanita karir, diikuti semakin dahsyatnya pengaruh globalisasi yang juga sangat berpengaruh pada perilaku anak-anak kita, semakin menunjukkan betapa peran ibu harus semakin kuat. Sebagaimana sms yang saya terima pagi ini, dari sahabat saya, yang juga seorang ibu, agar kita dapat menjadi ibu yang mampu menciptakan suasana kesejukan, sehingga ada surga di bawah telapak kaki ibu.
Pada saat si anak masih dalam kandungan, ibu harus telah mempersiapkan diri, mendisiplinkan diri, agar anak telah menjadi disiplin sejak masih di dalam kandungan. Seorang anak tidak ingin dilahirkan, namun orangtua lah yang menginginkan kelahiran anak-anaknya, sebagai penyambung keturunan nya. Ibu yang telah mempersiapkan diri, akan lebih tenang dalam menghadapi kesulitan, baik dalam masa kehamilan, proses kelahiran, maupun merawat bayinya dengan penuh kasih sayang setelah anak lahir dengan selamat.
Perkembangan kepribadian dan perilaku anak, sangat ditentukan oleh bagaimana orangtua mendidiknya, disini peran ibu sangat penting. Ibu lah yang mengandung selama 9 bulan, kemudian menyusui, serta menimang anaknya….. selain itu juga mengajarkan anak-anaknya sejak anak bisa mengerti. Mengajarkan etika, agama, dan pelajaran lain yang akan mengembangkan pola pikir dan perilaku anak ke arah yang baik.
Semakin anak besar, tentu saja ibu tak selalu bisa mendampingi anak-anaknya, tapi ibu yakin jalinan yang ada antara ibu dan anaknya. Ibu akan terus berdoa, dan menyerahkan anak pada Allah swt, dan semoga dijauhkan dari segala marabahaya. Dan ibu percaya, doa-doa ibu yang dipanjatkan akan menyertai perjalanan anaknya kemanapun dia berada, dan selalu menjadi penerang atas kehidupannya.
Ibu akan tahu dan merasa, apakah anaknya sedang resah, dan sedang mempunyai masalah yang belum dapat diselesaikan. Ibu akan menunggu, apakah anak akan datang untuk memohon doa ibu, atau anak akan berusaha menyelesaikan sendiri. Ibu tetap akan mendoakannya.
“Ibu, tolong doakan, aku mau test,” sms si bungsu.
“Ibu, makasih doanya, tadi semua berjalan lancar,” kembali sms si bungsu. Ibu tersenyum, dan sangat senang anaknya bisa menyelesaikan pekerjaan dan tugasnya dengan baik.
Semakin anak menjadi dewasa, ibu juga akan mendudukkan dirinya, untuk membuat anak mandiri, dan tidak mencampuri persoalannya tanpa diminta. Kadang anak bisa berbuat salah, tapi seorang ibu, harus bisa mengarahkan anaknya, untuk menerima akibat atas segala kesalahan yang dilakukan, dan berusaha untuk tidak mengulangi lagi kesalahan yang sama.
Betapa beratnya peran ibu, oleh karena itu menjadi seorang ibu bukanlah hal yang mudah. Diperlukan kedewasaan, kematangan, agar ibu dapat menjalankan perannya, dan membuat keluarga bahagia atas peran ibu yang bisa menaungi seluruh anggota keluarga, dengan kelembutan, ketegasan dan kebijaksanaan nya.
Oleh: edratna

Tidak ada komentar:

Posting Komentar