Krisan Poncokusumo Komoditi Menjanjikan Pengganti Apel
Curah hujan yang berlebihan membuat sebagian besar tanaman apel di Kecamatan Poncokusuma Kabupaten Malang, Jawa Timur gagal panen. Daun-daun tanaman apel terpaksa harus dirontokkan agar tanaman masih bisa diharapkan berbuah bagus pada musim berikutnya.Selama tanaman apel ini tidak memberikan hasil banyak petani yang mengalihkan tanamannya ke tanaman hias. Green house pemeliharaan krisan kini bermunculan di mana-mana.
“Krisan kini sudah menjadi salah satu komoditi yang cukup menjanjikan. Petani di daerah ini yang semula bertanam sayuran dan apel sudah mulai menggantinya dengan tanaman krisan”, ujar Andi Hermawan, Ketua Forum Kemunikasi Petani Muda Poncokusumo, di sela Field Day Inovasi Teknologi Krisan, pekan lalu di Poncokusumo, Malang, Jawa Timur.
Andi menceritakan bahwa 70-80 persen petani yang ada di Poncokusumo ini berstatus sebagai petani apel. Namun sejak lima tahun belakangan ini, budidaya apel ini menghadapi berbagai kendala di antaranya menurunnya kesuburan tanah, umur tanaman apel yang telah lebih dari 25-30 tahun dan cuaca yang tidak menentu.
Akibat kendala tersebut, sebagian besar petani harus mendiversifikasikan usahanya dengan tanaman krisan. Ternyata tanaman ini sangat menjanjikan untung, hal ini disebabkan oleh pasar utamanya seperti Bali dan Surabaya yang tidak terlalu jauh. “Permintaan pasar di Jawa Timur ini cuku ramai, kecuali pada bulan puasa”, ujarnya menambahkan.
Pada awalnya, pengembangan krisan ini memang dihadapkan juga dengan masalah benih, tetapi sekarang tidak lagi karena benih sudah dapat didatangkan dari Jawa Barat baik dari Perusahaan Benih swasta maupun dari Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi).
Menyangkut soal perbenihan ini, Ketua kelompok Penangkar Benih Krisan, SKAAR di Poncokusumo, Irwan juga menjelaskan bahwa soal benih sudah tidak masalah.
(Untuk berlangganan Tabloid SINAR TANI. SMS ke : 081584414991)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar