Wilayah Poncokusumo, secara topografi tidak berbeda jauh dengan Kota Batu.
Senin, 7 Desember 2009, 09:33 WIB
Jufri Wilayah Poncokusumo, secara topografi tidak berbeda jauh dengan Kota Batu. Di wilayah ini, sebagian besar masyarakatnya hidup dari pertanian, baik itu apel hingga sayuran. Bahkan di Desa Ngadas, Kec Poncokusumo, masyarakatnya adalah salah satu suku dari 17 suku tengger. Keunggulan inilah yang menurut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispartabud) Kab Malang, Purnadi ingin dimaksimalkan.
“Kita akui dulu saat Batu masih menjadi bagian dari Kab Malang merupakan salah satu daerah wisata paling favorit. Namun setelah Batu menjadi kota tersendiri, kita juga masih mempunyai daerah lain yang tidak kalah dengan Kota Batu,” urai Purnadi di sela-sela acara Gelar Karsa Poncokusumo di Rest Area Desa Gubuk Klakah, Kec Ponckusumo belum lama ini.
Potensi agrowisata, wisata alam hingga wisata budaya menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Untuk itulah Poncokusumo dicanangkan sebagai wilayah agropolitan baru oleh Pemkab Malang sejak 2007 silam.
Sejak dua tahun terakhir ini, kata Purnadi, beberapa infrastruktur di wilayah yang terkenal dengan apelnya ini sudah diperbaiki. Yakni mulai pelebaran jalan dari Desa Gubuk Klakah hingga ke Desa Ngadas. Jalan yang sebelumnya hanya selebar 3 meter kini diperlebar menjadi 6 meter.
Selain itu juga dibangun rest area (tempat peristirahatan) di desa Gubuk Klakah pada 2008 silam. Pembangunannya menghabiskan anggaran Rp 500 juta, rinciannya Rp 300 juta dari APBD Pemkab Malang dan sisanya dari APBD Pemprov Jatim.
“Semua ini demi keinginan kami untuk membuka mata masyarakat luar Malang, bahwa kami punya sebuah daerah yang kaya dengan berbagai potensi,” jelas Purnadi.
Bahkan sedikitnya 20 rumah warga sekitar sudah disulap untuk menjadi home stay (penginapan) bagi para wisatawan. Untuk 2010 ini, home stay akan ditambah dengan kompensasi tidak akan membangun hotel di sekitar Poncokusumo. Dengan optimalisasi wilayah Poncokusumo ini diharapkan jumlah wisatawan yang berkunjung di Kab Malang meningkat 10 persen pada 2010.
“Semua itu tidak mudah, kita sendiri untuk membangkitkan wilayah Poncokusumo sudah bekerjasama dengan International Labour Organizatiton (ILO) sejak dua tahun terakhir ini,” urai Purnadi.
Bupati Malang, Sujud Pribadi mengatakan, Poncokusumo memiliki potensi yang melimpah. Mulai dari potensi alam, pertanian hingga adat istiadat. Hal ini harus memacu kreativitas masyarakat sekitar untuk mengembangkan potensinya.
“Masyarakat harus lebih kreatif lagi. Apalagi dalam dua tahun terakhir ini sudah dibekali pengetahuan berkat kerjasama dengan ILO,” katanya.
Bentuk kerjasama antara Pemkab Malang dengan ILO melalui program local economic development (LED). Yakni sebuah program yang bertujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal untuk memberikan kontribusi yang signifikan bagi masyarakat Poncokusumo dan sekitarnya.
• VIVAnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar