Bertandang Ke Poncokusumo, Malang, Jawa Timur
17 Jan 2010
Mengagumi Semeru Bromo, Berguru Pada Suku Tengger
Jika singgah di Malang, Jawa Timur, luangkanlah waktu ke Poncokusumo. Desa di ujung Timur Kabupaten Malang Ini memiliki obyek wisata menarik, perpaduan adat Istiadat yang terjaga plus keindahan alam khas pegunungan.
PONCOKUSUMO seluas 686,23 hektare, terletak di ketinggian 926 meter di atas permukaan laut. Lantaran terletak di lereng Gunung Semeru, tak heran jika kawasan ini selalu bersuhu sejuk, berkisar antara 22 hingga 26 derajat Celcius. Jika bertolak dari Malang, jarak tempuhnya sekitar 40 km ke arah timur.
Desa ini diakui memiliki kondisi alam mempesona dan asri. Berbukit-bukit dan perkebunan apel berpadu sehingga membentuk harmonisasi alam yang indah. Apel tak hanya ditanam di lahan datar, tapi juga miring dan membentuk terasering. Kalau masih kurang puas, perbukitan juga menghadirkan keindahan unik. Poncokusomo juga terkenal sebagai daerah yang kaya dengan air terjun. Warna alam hijau dominan dan gcmercik aliran sungai berair jernih, jadi tempat pas menyegarkan fisik dan pikiran akibat kesibukan. Kehidupan warga yang menjaga kelestarian adat, tentu jadi tontonan menarik. Desa yang dihuni Suku Tengger itu mampu mempertahankan budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
Yang paling terkenal dari desa ini adalah penduduknya yang sangat pluralis. Ada tiga keyakinan dominan yang tumbuh di desa ini, Islam, Budha dan Hindu. Uniknya, perbedaan keyakinan ini tidak pernah menjadi permasalahan. Ini menunjukkan, tradisionalisme di Indonesia temyata lebih mampu menerim perbedaan dibanding masyarakat yang mengaku modem. Terlepas dari perbedaan keyakinan tersebut, seluruh warga tetap berpegang pada cara hidup yang juga lebih ramah terhadap alamnya.
Bagi mereka alam merupakan pemberian Tuhan yang harus d-ijaga kelestariannya. Buktinya, alam tempat mereka tinggal selalu terjaga. Inilah yang bisa dipetik sebagai pelajaran bagi pengunjung selain memberikan suasana sejuk.
Menurut sejumlah pakar, tetap tenaganya alam dan adat istiadat di Poncokusumo ini, lantaran sedari dini anak-anak sudah diajarkan hormat terhadap budaya leluhur. Kuatnya menjaga adat istiadat ditengarai karena letak geografis Desa Ngadas yang tinggi di gunung. Sehingga transformasi dan akulturasi budaya lebih lambat.
Nah, tunggu apa lagi, jika Anda sedang di Malang atau punya niat berlibur, cobalah rencanakan ke Poncokusomo. Di samping memberikan penyegaran, obyek wisata alam dan budaya ini juga bisa jadi sumber ilmu. MRA
Jika singgah di Malang, Jawa Timur, luangkanlah waktu ke Poncokusumo. Desa di ujung Timur Kabupaten Malang Ini memiliki obyek wisata menarik, perpaduan adat Istiadat yang terjaga plus keindahan alam khas pegunungan.
PONCOKUSUMO seluas 686,23 hektare, terletak di ketinggian 926 meter di atas permukaan laut. Lantaran terletak di lereng Gunung Semeru, tak heran jika kawasan ini selalu bersuhu sejuk, berkisar antara 22 hingga 26 derajat Celcius. Jika bertolak dari Malang, jarak tempuhnya sekitar 40 km ke arah timur.
Desa ini diakui memiliki kondisi alam mempesona dan asri. Berbukit-bukit dan perkebunan apel berpadu sehingga membentuk harmonisasi alam yang indah. Apel tak hanya ditanam di lahan datar, tapi juga miring dan membentuk terasering. Kalau masih kurang puas, perbukitan juga menghadirkan keindahan unik. Poncokusomo juga terkenal sebagai daerah yang kaya dengan air terjun. Warna alam hijau dominan dan gcmercik aliran sungai berair jernih, jadi tempat pas menyegarkan fisik dan pikiran akibat kesibukan. Kehidupan warga yang menjaga kelestarian adat, tentu jadi tontonan menarik. Desa yang dihuni Suku Tengger itu mampu mempertahankan budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
Yang paling terkenal dari desa ini adalah penduduknya yang sangat pluralis. Ada tiga keyakinan dominan yang tumbuh di desa ini, Islam, Budha dan Hindu. Uniknya, perbedaan keyakinan ini tidak pernah menjadi permasalahan. Ini menunjukkan, tradisionalisme di Indonesia temyata lebih mampu menerim perbedaan dibanding masyarakat yang mengaku modem. Terlepas dari perbedaan keyakinan tersebut, seluruh warga tetap berpegang pada cara hidup yang juga lebih ramah terhadap alamnya.
Bagi mereka alam merupakan pemberian Tuhan yang harus d-ijaga kelestariannya. Buktinya, alam tempat mereka tinggal selalu terjaga. Inilah yang bisa dipetik sebagai pelajaran bagi pengunjung selain memberikan suasana sejuk.
Menurut sejumlah pakar, tetap tenaganya alam dan adat istiadat di Poncokusumo ini, lantaran sedari dini anak-anak sudah diajarkan hormat terhadap budaya leluhur. Kuatnya menjaga adat istiadat ditengarai karena letak geografis Desa Ngadas yang tinggi di gunung. Sehingga transformasi dan akulturasi budaya lebih lambat.
Nah, tunggu apa lagi, jika Anda sedang di Malang atau punya niat berlibur, cobalah rencanakan ke Poncokusomo. Di samping memberikan penyegaran, obyek wisata alam dan budaya ini juga bisa jadi sumber ilmu. MRA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar